Bawang Putih merupakan anak cantik dan baik yang sayangnya kehidupannya tidak begitu bahagia. Ketika ibu kandungnya meninggal dunia, tak lama sang ayah menikah dengan Janda dengan anak satu, anaknya itu bernama Bawang Merah.
Ketika sang ayah pergi bekerja, ibu tiri dan Bawang Merah akan memperlakukan Bawang Putih dengan buruk. Ia akan disuruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan segala hal yang biasanya dulu tidak pernah ia kerjakan. Bawang Putih tidak pernah berani melaporkan hal itu kepada sang ayah karena ia selalu mendapatkan ancaman dari kedua orang ini.
Hingga suatu ketika, ayah Bawang Putih meninggal dunia. Tentu Bawang Putih sangat terpukul akan hal ini, tetapi selain itu karena ayahnya meninggal dunia, kini ibu tiri dan saudari Tirinya semakin semena-mena memperlakukannya. Ia selalu dibentak, di maki, di suruh tanpa ada belas kasihan, dan banyak perlakuan tak adil lainnya.
Mencuci baju juga merup
akan salah satu pekerjaan dari Bawang Putih yang menjadi kewajibannya. Pada suatu hari, ketika ia sedang mencuci pakaian di sungai, secara tidak sengaja pakaian kakaknya terhanyut ke sungai. Ia sebenarnya sudah mengejar pakaian tersebut, tetapi ia kehilangannya.
Saat pulang ke rumah, tentu ia mendapatkan ocehan dari ibu tiri dan Bawang Merah. Mereka berdua tidak mau tahu dan memaksa Bawang Putih untuk mencari baju tersebut sampai ketemu, tidak peduli berapa lama ia mencarinya yang penting baju tersebut harus ketemu.
Akhirnya Bawang Putih pun menyusuri sungai untuk bisa menemukan pakaian Bawang Merah itu. Cukup lama berjalan menyusuri sungai, Bawang Putih tak kunjung menemukan pakaian itu, bahkan ia selalu bertanya ke orang-orang yang ditemuinya tapi tak ada yang mengetahuinya.
Ketika tengah perjalanan, ia bertemu dengan sesosok nenek tua yang akhirnya mengatakan kalau ialah yang menemukan pakaian milik Bawang Merah itu. Tetapi sang nenek tua tidak langsung memberikannya, ia memberikan syarat kepada Bawang Putih untuk menginap terlebih dahulu di rumahnya semalam. Demi pakaian Bawang Merah, akhirnya ia pun menyetujui si nenek tua.
Ketika di rumah nenek tua, Bawang Putih dengan rajin membantu si nenek untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Nenek tampak suka dengan perilaku dari Bawang Putih.
Di pagi harinya, Nenek bukan hanya memberikan pakaian Bawang Merah saja, tetapi ia juga menawarkan 2 buah labu yang salah satunya bisa Bawang Putih bawa pulang.
Satu labu berukuran besar dan satu labu berukuran kecil. Karena tidak enak hati, Bawang Putih pun memilih labu yang berukuran lebih kecil. Setelah berterima kasih kepada sang nenek ia pun pamit pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, ia langsung bermain Slot Gacor Gampang Menang. Sedangkan labu yang ia terima tadi ia berikan ke Bawang Merah dan sang ibu. Betapa terkejutnya mereka ketika dibelah ternyata labu tersebut berisikan emas.
Bawang Putih pun menceritakan semua yang terjadi. Hal ini membuat Bawang Merah dan Ibu merencanakan untuk melakukan hal yang sama dan kali ini Bawang Merah yang ke rumah sang Nenek.
Ia benar-benar melakukan seperti apa yang Bawang Putih ceritakan. Ia menghanyutkan pakaian, datang bertemu nenek, dan menginap di sana semalam. Hanya saja Bawang Merah tidak membantu nenek dan bersikap kurang baik.
Ketika di suruh memilih labu, tentu saja Bawang Merah memilih labu yang besar dan ia kembali ke rumah. Ketika di rumah ia dan ibunya sudah sangat bersemangat untuk membelah labu tersebut. Namun, betapa terkejutnya mereka ketika dibuka ternyata labu tersebut berisikan serangga-serangga menjijikkan.
Dari kisah ini kita bisa mengambil nilai moralnya, di mana kita sebagai manusia tidak boleh serakah dan harus selalu berbuat baik. Itu karena perbuatan baik yang kita lakukan bisa kembali ke kita dengan baik juga.
Komentar Terbaru