Daftar candi hindu di indonesia
Ini adalah daftar candi Hindu dan peninggalannya di Indonesia. Indonesia telah menjadi bagian dari Indosfir India Raya dimana sanskritisasi dan Hindu menyebar ke seluruh Indonesia. Umat Hindu di Indonesia adalah masyarakat multi etnis yang terdiri dari berbagai etnis Indonesia, seperti Bali, Jawa, India, dan kelompok etnis lainnya.
Menurut statistik pemerintah, mayoritas umat Hindu Indonesia adalah orang Bali yang mendiami pulau Bali. Klaim ini telah dibantah oleh salah satu lembaga Hindu terkemuka bangsa, Paroki Hindu Dharma Indonesia (PHDI), yang memperkirakan ada sekitar 18 juta umat Hindu, menunjukkan bahwa sebagian besar bukan berasal dari Bali.
Ada juga minoritas Hindu India Indonesia yang signifikan menetap di kota-kota besar. Banyaknya penduduk asli Indonesia yang menganut suatu bentuk pemujaan dan pemujaan alam asli Austronesia dapat juga dikategorikan sebagai pemeluk agama Hindu, seperti orang Dayak (Kaharingan), Batak Karo (Parmalim), Jawa (Kejawen), dan, orang Baduy (Sunda Wiwitan). Kelompok Hindu Dayak dan Kaharingan terkonsentrasi di Kalimantan Tengah.
Jenis
Desain, gaya, tata letak, arsitektur, dan dekorasi candi Hindu berbeda di antara berbagai kelompok etnis. Secara umum, candi-candi Hindu di Indonesia didasarkan pada Vasusastra-Manasara, sebuah teks Hindu tentang arsitektur, meskipun mereka memiliki pengaruh asli dan Cina yang signifikan.
Candi Hindu Bali tidak memiliki Gopuram di atas candi tidak seperti candi Hindu Tamil India yang menampilkan Gopuram menonjol di pintu masuk dari https://maheshwarisadan.com/. Kuil-kuil India dirancang sebagai rumah ibadah dalam ruangan, sedangkan kuil-kuil Bali dirancang sebagai kuil terbuka di dalam kompleks berdinding yang dihubungkan oleh serangkaian gerbang beratap yang didekorasi dengan rumit dan gerbang terpisah. Di Indonesia, kira-kira ada tiga jenis candi Hinduː
Candi
Candi adalah istilah bahasa Indonesia untuk menyebut candi kuno, kata tersebut berasal dari kata Sansekerta Candikargha yang dikaitkan dengan Dewi Durga. Sebelum munculnya Islam, antara abad ke-5 hingga abad ke-15 kepercayaan Dharma (Hindu dan Budha) adalah mayoritas di kepulauan Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatera. Akibatnya banyak candi Hindu, yang secara lokal dikenal sebagai candi, dibangun dan mendominasi lanskap Jawa. Menurut kepercayaan lokal, Jawa memiliki ribuan candi Hindu yang berdampingan dengan candi Buddha, yang sebagian besar terkubur dalam letusan besar Gunung Merapi pada tahun 1006 M.
Antara 1100 dan 1500 candi Hindu tambahan dibangun, tetapi ditinggalkan oleh umat Hindu dan Buddha ketika Islam menyebar di Jawa sekitar abad ke-15 hingga ke-16.
Dalam 200 tahun terakhir, beberapa di antaranya telah ditemukan kembali sebagian besar oleh petani saat mempersiapkan tanah mereka untuk bercocok tanam. Sebagian besar candi kuno ini ditemukan kembali dan direkonstruksi antara abad ke-19 hingga ke-20, dan diperlakukan sebagai temuan arkeologis yang penting dan juga sebagai daya tarik wisata, pemujaan terutama dilakukan pada hari-hari nasional oleh orang Bali dan Hindu dan Buddha setempat pada hari-hari suci seperti Nyepi dan Waisak Di Indonesia.
Penduduk setempat sebagian besar telah memeluk agama Islam atau Kristen, namun masih banyak juga jamaah yang mengikuti Kejawèn. Saat ini, candi-candi Hindu kuno di Jawa berada di bawah kewenangan Dinas Purbakala (Otoritas Arkeologi) di bawah Kementerian Kebudayaan. rujukan?
Komentar Terbaru