Legenda dari Jawa Timur – Provinsi yang ada di bagian timur pulau Jawa ini ternyata tergolong sebagai 5 besar jumlah masyarakat terbanyak di Indonesia. Dengan jumlah masyarakat yang banyak dan majemuk, provinsi ini pastinya juga tak lepas dari berbagai jenis slot online legenda yang berkembang di masyarakatnya. Diantara banyaknya jenis legenda,
legenda Jawa Timur yang bisa kamu simak di bawah ini:
Jaka Budug dan Putri Kemuning
Sebuah legenda cinta ini mengisahkan seorang laki-laki berpenyakit budug bernama Jaka Budug dengan seorang putri raja yang menawan jelita dan berbau harum bernama Putri Kemuning. Tanpa dikenal sebabnya, Putri Kemuning mengalami sakit yang menyebabkan dirinya berbau tak nikmat. Sang raja langsung membuka sayembara bagi siapa yang bisa menemukan obat berupa daun hilang ganda di gua yang berlokasi di kaki Gunung Arga Numadi.
Jaka Budug yang tahu akan pengumuman itu memberanikan diri ikut serta sayembara. Berkat keris yang sakti yang dia punya, dia sukses mengalahkan naga yang tinggal di gua itu. Dengan seperti itu, dia bisa mengambil daun hilang ganda dan wujudnya yang penuh budug malahan tiba-tiba berubah menjadi bersih. Kesudahannya, dia datang ke istana dan membawakan obat itu. Sang raja langsung menikahkan Jaka Budug dan Putri Kemuning.
Jaka Seger dan Rara Anteng
Jaka Seger ialah seorang pemuda yang lahir dalam keadaan amat sehat sehingga dinamai Slot Gacor Gampang Menang demikian. Meskipun Rara Anteng, lahir dalam keadaan tak menangis, maka oleh ayah ibunya dinamai Rara Anteng. Ketika dewasa, mereka saling jatuh cinta dan menikah. Lalu, mereka tinggal di desa yang kini disebut sebagai Tengger (gabungan nama Anteng dan Seger). Namun, setelah umur pernikahan mereka telah berjalan bertahun-tahun, mereka tak kunjung dikaruniai buah hati. Jaka Seger malahan berikrar seandainya dia dikaruniai sampai 25 buah hati, maka dia akan mengorbankan 1 anaknya ke kawah bromo.
Tak dikira, ikrarnya terkabul dan dia dikaruniai buah hati sebanyak 25 orang. Ketika mereka telah dewasa, Jaka Seger lupa seandainya dia akan mengorbankan salah satu anaknya. Sebenarnya, buah hati-anaknya tak berharap melakukan perjuangan ini. Namun, ada satu buah hati bernama Dewa Kusuma yang bersedia melakukan hal itu dengan prasyarat dia diceburkan pada tanggal 14 bulan Kasada. Atas momen ini, pada bulan kesepuluh tiap tahunnya para warga Tengger melakukan ritual Yadnya Kasada.
Gunung Kawi
Di Gunung Kawi terdapat makam seorang bernama Eyang Jugo yang kerap dikunjungi dan diziarahi oleh banyak orang Tionghoa. Asal mula makam itu memang tak dikenal, melainkan ada seorang pemuda dari Cina yang datang ke Gunung Kawi untuk membalas budi dengan Eyang Jugo.
Ketika tahu seandainya Eyang Jugo telah meninggal di sana, dia merawat makam Eyang Jugo serta membangunkan tempat ziarah bagi makamnya bergaya Cina. Oleh karena alasan ini, makam di Gunung Kawi ini jadi banyak disinggahi oleh orang Tionghoa. Malahan, ada pula yang sekedar berekreasi ke sana menikmati alam Gunung Kawi. Sayangnya, ada juga yang pernah berpendapat seandainya makam itu disalahgunakan sebagai pesugihan.
Keong Mas
Sudahkah kamu mendengar perihal legenda keong mas? Pasti banyak yang telah tahu dengan legenda satu ini. Legenda yang menyebutkan perihal Candra Kirana yang dikirimi kutukan menjadi keong mas oleh saudaranya sendiri, Dewi Galuh. Ia merasa dengki dengan Candra Kirana yang dilamar oleh pangeran tampan bernama Raden Inu Kertapati. Ketika diubah menjadi keong, keluarga Candra Kirana mencoba menghanyutkannya di sungai.
Ia malahan ditemukan oleh nenek yang sedang mencari ikan di sungai. Memandang format keong yang menawan, si nenek menyimpan keong itu di tempat yang aman. Absensi keong mas di rumah nenek itu telah memberikan berkah bagi nenek. Tiap-tiap hari dia bisa meraskan makanan nikmat karena keong mas. Raden Inu yang curiga dengan menghilangnya Candra Kirana mencoba mencari sampai menemukan Candra Kirana yang sedang memasak di suatu gubuk. Mereka malahan saling menemukan dan walhasil kutukan Candra Kirana hilang.
Asal Usul Nama Surabaya
Sebagai ibu kota provinsi di Jawa Timur, nama Surabaya berasal dari legenda familiar Sura dam Baya. Sura ialah hiu, sementara Baya ialah buaya. Keduanya selalu berantem dan berebut tempat ke kekuasaan. Merasa lelah dengan pertikaian mereka sendiri, Sura mengajukan peraturan pada Baya, seandainya tempat laut menjadi miliknya, sementara daratan jadi milik Baya.
Baya setuju dengan hal ini, melainkan lambat laun justru Sura mengkhianati peraturan yang dia buat sendiri. Baya malahan marah dengan apa yang dijalankan Sura. Pertikaian malahan mulai terjadi lagi dan banyak warga yang tahu akan pertikaian sengit ini. Kesudahannya, mereka memberi nama Slot Gacor Maxwin tempat ini menjadi Surabaya gabungan dari Sura dan Baya.
Aryo Menak
Apabila kau pernah mendengar legenda Jaka Tarub dari Jawa Tengah, maka legenda yang satu ini juga punya cerita yang hampir mirip. Aryo Menak seorang pemuda dari Madura yang menyenangi berburu di hutan. Suatu waktu dia sedang beristirahat di pohon yang ada di dekat danau. Tiba-tiba ada bunyi dan sinar yang membuatnya penasaran. Terbukti bunyi dan sinar itu berasal dari bidadari yang sedang mandi di danau. Aryo Menak mempunyai inisiatif untuk menyembunyikan selendang salah satu bidadari itu.
Pengaruh ulah Aryo ini, sang bidadari tak bisa kembali ke kahyangan. Aryo malahan mencoba membantu dengan membawakan baju dan mengajaknya tinggal di rumahnya. Bertahun-tahun mereka hidup berbahagia, sampai Aryo memergoki bidadari yang bisa memasak hanya dengan sebutir beras. Ini membikin kekuatan bidadari hilang. Sang bidadari malahan tak sengaja memandang selendangnya ternyata disimpan oleh Aryo di lumbung padi. Tentu saja sang bidadari kecewa dan mempertimbangkan untuk meninggalkan Aryo Menak kembali ke kahyangan.
Komentar Terbaru