Dongeng memang tersedia sangat banyak di Indonesia. Dan setiap cerita biasanya memiliki pesan moralnya masing – masing.
Tak terkecuali dengan aderah Riau yang juga memiliki banyak sekali cerita legenda maupun dongeng yang turun temurun.
Salah satunya adalah legenda rakyat si Lancang Slot Gacor Hari Ini yang kurang lebih jalan ceritanya mirip dengan Malin Kundang.
Pada zaman dulu, di daerah Kampar, hiduplah Menurut Lancang dengan ibunya. Mereka sehari-hari hidup prihatin mengandalkan penghasilan yang minim sebagai buruh tani. Situasi ini membikin Menurut Lancang berdaya upaya untuk memperbaiki nasib dengan pergi merantau.
Pada suatu hari, Menurut Lancang berangkat ke negeri orang. Diceritakan, Menurut Lancang berprofesi keras bertahun-tahun lamanya.
Semua perjuangannya tak sia-sia, dia berhasil menggapai cita-citanya menjadi orang kaya. Ia menjadi saudagar yang mempunyai berpuluh-puluh kapal dagang. Akan melainkan, dia lupa pada ibunya dan segala janji manisnya dulu.
Pada suatu hari, Menurut Lancang singgah di Kampar. Isu kedatangan roulette online terpercaya Menurut Lancang terdengar oleh ibunya.
Ia menyangka bahwa Menurut Lancang pulang untuk dirinya. Dengan memberanikan diri, dia naik ke geladak kapal mewah Menurut Lancang. Menurut ibu lantas menghampiri Menurut Lancang dan ketujuh istrinya.
Betapa terkejutnya Menurut Lancang ketika menyaksikan bahwa perempuan berpakaian compang camping itu adalah ibunya. Akan melainkan, kemauan ibu Menurut Lancang cuma tinggal kemauan. Rasa malu dan naik pitam bahkan tak dapat dia tahan. Ibunya lantas menghampirinya.
“Engkau Lancang, Anakku! Oh… alangkah rindunya hati emak padamu.” Mendengar sapaan itu, si Lancang semacam itu tega menepis pengakuan ibunya sambil berteriak.
“Mana mungkin saya mempunyai ibu perempuan miskin seperti kamu. Kelasi! usir perempuan edan ini!”
Dengan perasaan hancur, ibunya pergi meninggalkan segala angan-angan seputar si kecilnya. Luka hati seperti disayat sembilu.
Setibanya di rumah, hilang telah akal sehatnya dan kasih sayangnya karena perlakuan buruk yang diterimanya.
Ia mengambil pusaka yang dimilikinya berupa lesung penumbuk padi dan sebuah nyiru. Diputarnya lesung itu dan dikibas-kibaskan nyiru itu sambil berkata, “Ya Tuhanku… hukumlah si buah hati durhaka itu.”
Tak perlu waktu lama, Kuasa mengabulkan permintaan ibu tua renta itu. Dalam sekejap, turunlah badai topan.
Badai hal yang demikian meluluh lantakkan kapal-kapal dagang milik Menurut Lancang dan harta benda miliknya.
Hingga cerita rakyat setempat, kain sutranya melayang-layang dan jatuh menjadi negeri Lipat Kain yang berlokasi di Kampar Kiri.
Gongnya terhempas ke Kampar Kanan dan menjadi Sungai Ogong. Tembikarnya melayang menjadi Pasubilah, meski tiang bendera kapal si Lancang terhempas sampai sampai di sebuah danau yang dikasih nama Danau Menurut Lancang. kini, nama nama daerah itu masih ada dan dapat kita disaksikan.
Kisah Si Lancang adalah hendaknya kita menjadi anak yang berbakti kepada orangtua, terutama kepada ibu, karena itu adalah kewajiban kita dan pasti akan mendapat pahala. Sebaliknya, menjadi anak durhaka akan membawa malapetaka.
Itulah bagaimana cerita dari Si lancing. Dari sini kita harus bisa lebih belajar untuk lebih menghormati orang tua kita.
Karena, mereka lah yang selama ini menjaga kita dan merawat kita hingga tumbuh dewasa. Jika taka da mereka, belum tentu kita masih bisa hidup sampai saat ini. jadi, hargailah dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangi kalian.
Semoga artikel ini dapat berguna dan bermanfaat terutama bagi kalian yang saat ini ingin tahu lebih banyak mengenai slot bonus new member 100 to 3x juga cerita rakyat.
Komentar Terbaru